
Dunia game online telah berkembang menjadi sebuah ekosistem ekonomi virtual yang melibatkan transaksi jual beli akun maupun item digital dengan menggunakan uang nyata. Fenomena ini membentuk pasar baru, di mana skin senjata, karakter langka, hingga akun dengan level tinggi diperjualbelikan dengan nilai yang tidak jarang setara dengan barang fisik di dunia nyata. Aktivitas ini paling marak terjadi pada game populer seperti Mobile Legends, ROBLOX, PUBG Mobile, dan khususnya Free Fire yang banyak dimainkan oleh anak-anak dan remaja.
Sebagai game battle royale dengan jumlah pemain aktif yang besar di Indonesia, Free Fire mendorong lahirnya tren kepemilikan dan perdagangan item digital. Anak-anak usia sekolah dasar hingga SMA menghabiskan banyak waktu untuk bermain sekaligus membangun akun bernilai jual. Item eksklusif seperti skin senjata, bundle pakaian, maupun karakter dengan kemampuan unik diposisikan sebagai aset yang dapat diperjualbelikan.
Praktik jual beli ini sering dilakukan melalui top up resmi maupun jalur tidak resmi. Beberapa anak bahkan memilih menjual akun yang sudah mencapai level tinggi untuk memperoleh keuntungan finansial. Aktivitas ini dipandang sebagian pemain muda sebagai bentuk usaha kecil-kecilan yang tidak hanya memberikan pemasukan, tetapi juga meningkatkan status sosial di komunitas game.
Meskipun sebagian perdagangan difasilitasi oleh pengembang, banyak transaksi tetap berlangsung di pasar gelap digital seperti forum media sosial dan marketplace. Kondisi ini menimbulkan risiko penipuan, antara lain akun palsu, item yang tidak sesuai deskripsi, hingga penjual yang menarik kembali akun setelah pembayaran. Bentuk penipuan yang sering terjadi mencakup pengiriman resi fiktif, pengosongan barang, serta pemblokiran akun pembeli setelah transfer dana. Hal ini menyebabkan kerugian finansial sekaligus mengikis kepercayaan antara penjual dan pembeli.
Salah satu metode yang dianggap efektif untuk mengurangi risiko tersebut adalah penggunaan Rekening Bersama (Rekber) atau escrow service. Sistem ini menghadirkan pihak ketiga tepercaya yang menyimpan dana pembeli sampai transaksi dinyatakan selesai. Dengan demikian, pembeli memperoleh jaminan pengembalian dana apabila produk tidak sesuai, sedangkan penjual tetap mendapatkan pembayaran setelah transaksi berhasil.
Namun, praktik Rekber di komunitas informal sering masih dilakukan secara manual oleh pengelola forum atau operator komunitas. Proses ini menimbulkan kendala berupa keterbatasan waktu layanan, potensi kesalahan manusia, serta kerentanan apabila pihak pengelola tidak dapat dipercaya. Tantangan lain adalah kebutuhan integrasi dengan payment gateway berbasis API serta pengembangan sistem yang lebih efisien.
Salah satu inovasi untuk menjawab permasalahan tersebut adalah penerapan Rekber otomatis berbasis bot Telegram. Dalam model ini, pembeli, penjual, dan bot berada dalam satu grup. Penjual menawarkan harga, pembeli mentransfer dana, dan bot menahan dana tersebut hingga pembeli mengonfirmasi penerimaan item. Setelah konfirmasi, dana ditransfer secara otomatis ke penjual. Mekanisme ini meningkatkan kepercayaan transaksi sekaligus menekan peluang terjadinya penipuan.
Model Rekber otomatis berbasis bot Telegram ini diperkenalkan melalui pelatihan di PKBM Bina Insan Mandiri, Depok. PKBM Bina Insan Mandiri, atau lebih dikenal sebagai Sekolah Master, merupakan lembaga pendidikan swasta yang berdiri sejak tahun 1970 di Pancoran Mas, Depok, di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 20 September 2025 ini melibatkan dosen dan mahasiswa Universitas Nusa Mandiri, dengan peserta sebanyak 20 anak tingkat sekolah dasar. Menurut Dr. Kursehi, tutor dalam pelatihan ini, “Aplikasi Rekber otomatis ini dirancang untuk beroperasi 24 jam dengan integrasi payment gateway seperti QRIS, sehingga memudahkan proses transaksi.”

Tujuan pelatihan adalah membekali anak-anak agar mampu melakukan transaksi digital dengan aman, khususnya dalam jual beli akun dan item game. Hal ini penting mengingat anak-anak rentan secara emosional dan hukum, sehingga kerap menjadi sasaran penipuan. Dengan pemanfaatan Rekber otomatis, risiko kehilangan uang dalam jumlah besar dapat diminimalkan dan para orang tua pun merasa lebih tenang.